Tampilkan postingan dengan label ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ramadhan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Mei 2020

Ramadhan, Momentum Untuk Perbaikan Kualitas Diri

sumber : tirto.id
Qur'an surat Al-Baqarah (2) : 183 yang berisi perintah puasa kepada orang - orang beriman, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Firman Allah, " Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. "  (Referensi: https://tafsirweb.com/38676-ayat-tentang-puasa.html)

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya : Patuhilah perintah Allah dan rasul-Nya yang telah disampaikan kepada kalian, baik itu syariat dari Alquran maupun sunnah (hadis nabi). Jangan kalian rusak pahala amal kalian dengan mengiringinya dengan riya’, mencari popularitas, juga kemunafikan. Jangan kalian rusak pahala amal kalian dengan maksiat dan melawan perintah Allah dan rasul-Nya. Ayat ini turun untuk beberapa sahabat, sebagai pengingat. Sehingga mereka takut bahwa dosa mereka dapat merusak pahala amal mereka (Tafsir al-Wajiz)  (Referensi: https://tafsirweb.com/38676-ayat-tentang-puasa.html)

Sebagai seorang muslim yang menyatakan diri beriman kepada Allah azza wa jalla, kewajiban puasa menjadi sebuah keharusan untuk dilaksanakan. Tujuannya jelas adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Karena pada dasarnya hakikat penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah yang berkuasa atas makhluk ciptaan-Nya, dan wujud ibadah itu ketakwaan kepada Allah.

Ketika kewajiban puasa dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan murni diniatkan hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah azza wa jalla, maka output dari ibadah puasa akan memberikan dampak signifikan berupa peningkatan ketakwaan. Meningkatnya derajat ketakwaan akan meningkatkan kemuliaan manusia di hadapan Allah, sekalipun di dunia tidak bergelimang harta dan tahta.

Ketakwaan merujuk pada definisi takwa yaitu takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa. Sedangkan penjabaran maknanya terdapat di dalam Al Qur'an sebagai berikut,

1. Takwa adalah rasa takut kepada Allah dan pengakuan superioritas Allah. Tidak ada kekuatan dan kekuasaan di dunia ini yang dapat melampaui kekuatan dan kekuasaan Allah, dengan kekuasaan meliputi langit dan bumi. Menyadari rasa takut ini akan menjauhkan diri dari sikap dan perbuatan sombong. Hal ini seperti kalam-Nya yang artinya, “Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus bertakwa." (Al-Baqarah: 41)

2. Takwa bermakna taat dan beribadah, sebagaimana kalamnya yang berarti, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah denan sebenar-benar takwa.” (Ali-Imran: 102).  Ibnu Abbas berkata, “Taatlah kepada Allah dengan sebenar-benar ketaatan.” BACA JUGA: Bertakwalah Kamu di Mana Saja Mujahid berkata “Takwa kepada Allah artinya, Allah harus ditaati dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri.”

3. Takwa dengan makna pembersihan hati dari noda dan dosa mengandung maksud bahwa rasa takut dan taat kepada Allah akan menjaga dan menyembuhkan hati dari dosa. Maka inilah hakikat dari makna takwa, selain rasa takut dan taat kepada Allah. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya; “Dan barangsapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah dan bertakwa, maka itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nur: 52)

Dengan memahami makna ketakwaan tersebut, maka puasa menjadi momentum bagi seorang muslim untuk memperbaiki kualitas diri. Kualitas diri yang dimaksud adalah kesholehan pribadi dan sosial. Kesholehan pribadi tercermin dalam sikap dan perilaku yang baik dan jauh dari perbuatan maksiat, sedangkan sholeh secara sosial adalah sikap dan perilaku yang peduli terhadap lingkungan disekitarnya.

Ketika seorang muslim memiliki kesholehan pribadi dan sosial, maka kualitas diri yang dibutuhkan dalam profesinya akan mengikuti dan bahkan meningkat karena kesadaran akan pengawasan Allah dalam setiap gerak lakunya. Maka komitmen, integritas, tanggung jawab, disiplin dan kualitas diri lainnya menjadi karakter yang mudah ditemui pada diri seorang muslim yang bertakwa.

Oleh karena itu manfaatkan dengan baik momentum bulan Ramadhan untuk memperbaiki kualitas diri. Maksimalkan waktu anda untuk melakukan ibadah, seperti sholat, puasa, tilawah Al Qur'an, dan memperbanyak sedekah. Insya Allah amal ibadah tersebut akan diterima Allah jika diniatkan ikhlas dan mengharap keridhaan Allah azza wa jalla. Dan dampak dari amal ibadah tersebut adalah peningkatan kualitas diri.

Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan pemahaman kepada sahabat muslim sekalian dan tentunya penulis berharap dapat memotivasi sahabat untuk berlomba - lomba menjadi pribadi yang lebih baik dengan meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena menyia - nyiakan waktu hidup di dunia untuk mengumpulkan bekal hidup di akhirat kelak.

Kamis, 19 Juli 2012

Tausiyah Ramadhan ala Blog Mas Nugroho Inc


Ramadhan Anti Mati Gaya

Marhaban Ya Ramadhan... Alhamdulillah kita dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, dan bersyukur kita masih diberi ni’mat kesehatan untuk menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Terlepas dari kewajiban yang melekat pada ibadah puasa Ramadhan, kita harus senantiasa bersemangat menyambut bulan Ramadhan.
Ramadhan sebagai bulan yang penuh kemuliaan, meninggikan derajat pahala orang – orang yang menjalankan ibadah di bulan tersebut. Baik ibadah wajib maupun sunnah, masing – masing memiliki keutamaan yang jika dijalankan maka menambah tabungan pahala ibadah. Maka merugilah bagi mereka yang meninggalkan ibadah di bulan Ramadhan.
Adapun Ramadhan sebagai bulan yang penuh keberkahan, memberikan kesempatan bagi siapapun yang memohon kepada Allah SWT dengan peluang dikabulkan lebih besar. Apalagi Allah SWT menjanjikan ampunan bagi hamba-Nya yang memohon ampunan bahkan bertaubat di bulan Ramadhan.
Namun kemuliaan dan keberkahan itu tidak berlaku bagi orang – orang yang menjalankan ibadah di bulan ramadhan, sedangkan mereka belum atau bahkan tidak meninggalkan kemaksiatan dan perbuatan dosa. Itu artinya, ibadah yang dilakukannya sia – sia karena rusak oleh dosa yang diperbuatnya. Amatlah rugi orang – orang tersebut.
Oleh sebab itu, penting bagi kita yang benar – benar ingin meraih kemuliaan dan keberkahan bulan Ramadhan untuk memahami ibadah dan larangan di bulan Ramadhan. Agar nantinya ibadah kita tidak sia – sia karena rusak oleh dosa yang kita perbuat, baik disengaja maupun tidak.
Nah... Tulisan ini menghantarkan sahabat pembaca sekalian untuk meraih kemuliaan dan keberkahan bulan Ramadhan. Namun sebelum berpanjang lebar, ada baiknya sahabat sekalian menyantap sajian ruhani dari sumber – sumber Islam dengan topik puasa Ramadhan. Klik di sini untuk menyantap sajian puasa Ramadhan.
Kalau sudah kenyang menyantap sajian puasa Ramadhan, waktunya penulis berbagi tips Ramadhan Anti Mati Gaya. Berikut tips dahsyat dari penulis,
  1. Manfaatkan teknologi untuk jalin silaturahmi dan berbagi ilmu agama. Seperti iklan operator seluler yang menawarkan waktu layanan komunikasi selama mungkin, sehingga memungkinkan pengguna handphone sesering mungkin berkomunikasi. Maka manfaatkan layanan tersebut untuk menjalin silaturahmi dan berbagi ilmu agama.
  2. Manfaatkan waktu senggang untuk berkarya. Bagi sahabat pembaca yang waktu rutinitasnya berkurang, akan lebih bermanfaat jika waktu senggang digunakan untuk menyalurkan hobi yang bermanfaat, bahkan berpeluang mendatangkan penghasilan. Asal tidak lupa sama ibadah wajibnya. Pahala dapat, waktu pun bermanfaat.
  3. Manfaatkan spirit berbagi untuk membahagiakan yatim piatu dan dhuafa. Di bulan ramadhan, rasa empati kepada yatim piatu dan dhuafa sangat terasa. Selain karena hakikat puasa menanamkan empati, kebahagiaan lebih terasa ketika kita berbagi dengan yatim piatu dan dhuafa. Membuat Ramadhan kita lebih bermakna.
  4. Manfaatkan waktu bersama keluarga untuk jalin komunikasi dan kebersamaan. Nah... Buat orang tua, tidak ada alasan untuk mengesampingkan keluarga di bulan Ramadhan. Karena puasa terasa lebih bermakna ketika orang tua dan anak dapat meluangkan waktu untuk menjalin komunikasi dan kebersamaan.
  5. Manfaatkan waktu mustajab untuk berdoa. Buat siapa pun itu, bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kemurahan Allah SWT. Sifatnya Yang Maha Pemurah, memberikan peluang bagi hamba-Nya yang memiliki hajat untuk menyampaikan permohonannya. Maka bagi mereka yang yakin, Allah tidak akan menyalahi janji-Nya.
Jadi, lima tips ini penulis jamin ngga’ akan bikin Ramadhan sahabat pembaca sekalian garing bahkan Mati Gaya. Kalau sampai kelima tips ini sahabat lewatkan, so what gitu loh!
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1433 H
Ping your blog, website, or RSS feed for Free